You are currently browsing the tag archive for the ‘Empat’ tag.

Penduduk di negeri bermusim empat, utamanya Eropa, memiliki sensitivitas yang luar biasa terhadap urusan waktu. Bukan sekedar dalam konotasi waktu adalah uang, tetapi penghargaan terhadap waktu juga amat sangat tercermin dalam berbagai ekspresi, baik fisik, budaya maupun spirit. Secara fisik misalnya di jalan-jalan utama di Inggris, amat mudah kita jumpai tower-tower menjulang dengan jam dinding raksasa dipuncaknya. Jika di Sumatera Barat hanya ada satu jam Gadang, maka di Inggris terdapat puluhan bahkan mungkin ratusan jam gadang di sudut-sudut kota. Salah satu yang paling terkenal adalah Big Ben di Kota London. Tower-tower berarsitektur Gothic yang populer di Eropa jaman pertengahan itu hingga kini masih berdiri tegak menjadi penanda kota sekaligus penanda waktu bagi penduduk Inggris.

Apresiasi terhadap waktu juga amat kental diekspresikan oleh masyarakat Inggris khususnya dalam hal budaya antri. Setiap kali berurusan dengan pintu-pintu fasilitas publik, bisa dipastikan masyarakat Inggris akan senantiasa menghormati kesepatakan bersama, first come first serve. Tentu dalam praktiknya ada berbagai keluwesan, misalnya mendahulukan orang tua, atau para difable. Tapi pada umumnya semua orang, dari seluruh strata sosial, bersedia ikut antri untuk memperoleh layanan yang mereka inginkan. Bukan hal yang aneh jika di pusat-pusat kota kita jumpai segerombolan anak muda bertampang urakan ikut berbaris tertib untuk antri masuk ke nightclub, bar, atau sekedar membeli makanan cepat saji di kios-kios pinggir jalan.

Karena kepekaan dan penghargaan terhadap waktu yang dimiliki oleh masyarakat Inggris, rasanya masuk akal jika pembagian waktu universal mengacu ke Greenwich, salah satu daerah di sudut kota London yang konon tepat berada di bujur nol derajat. Meskipun alasan utama penentuan titik nol waktu itu boleh jadi adalah untuk kepentingan navigasi armada kolonial. Dengan bujur nol derajat sebagai patokan mereka bisa dengan lebih cermat memperkirakan arah dan waktu tempuh bagi ekspedisi armada perang mereka ke Afrika dan Timur Jauh.

Masih dalam hal pembagian waktu, warga jazirah empat musim seperti Eropa mengenal pembagian waktu musim panas dan musim dingin. Di Inggris, dikenal istilah British Summer Time atau Day Light Saving Time untuk membedakan alokasi waktu di musim panas dan di musim dingin. Sepanjang bulan Oktober-Maret, ketika memasuki musim dingin jam akan dimundurkan 1 langkah. Tujuannya adalah memulai aktivitas satu jam lebih siang, karena pada bulan-bulan ini bisa dipastikan matahari akan jarang kelihatan. Di Glasgow misalnya, mendung dan hujan bisa terjadi sepanjang hari dan malam terasa lebih lama. Bagi sebagian orang kondisi semacam ini depresif, karena aktivitas luar rumah menjadi sangat berkurang karena cuaca yang cenderung tidak bersahabat. Statistik juga menunjukkan tingkat kematian tertinggi warga Inggris akibat bunuh diri terjadi pada bulan-bulan ini. Memasuki akhir bulan Maret, waktu kembali berjalan normal dan jam dimajukan kembali 1 angka, karena antara bulan Maret-Oktober, matahari kembali bersinar di daratan Eropa. Bahkan siang hari akan terasa lebih lama.

Ide memaju-mundurkan jam ini digagas pertama kali oleh William Willlett, seorang kontraktor berkebangsaan Inggris, di tahun 1907. Pada waktu itu Willet menyarankan agar selama musim panas jam dimajukan sebanyak 80

menit sehingga siang akan terasa lebih lama, waktu untuk rekreasi dan beraktivitas di siang hari jadi lebih banyak, sekaligus menghemat bahan bakar karena durasi lampu di malam hari bisa lebih singkat. Gagasan Willet ini menjadi amat populer ketika meletus Perang Dunia I karena masing-masing pihak berusaha keras menghemat persediaan bahan bakarnya. Pada tahun 1916 Pemerintah Inggris memasukan ketentuan Day Light Saving ke dalam undang-undang dan terus berlaku hingga sekarang.

Hari ini 28 Oktober 2007, tradisi yang telah tepat berumur satu abad kembali dilakukan, lebih dari 60 juta warga Inggris akan memundurkan jamnya satu langkah. @

Keterangan Gambar:

Gambar 1: BigBen, http://www.britanica.com
Gambar 2: ABG Glasgow Antri Masuk Club
, koleksi pribadi Mas Arie

Gambar 3: Greenwich Clok, http://www.scagozo.com
Gambar 4: Daylight Saving, http://www.gpsmagazine.com